Sabtu, 07 September 2013

Teknik Penulisan Ilmiah



Pendahuluan
Penelitian terdiri atas dua kegiatan utama: penyelidikan suatu masalah, serta komunikasi hasil penelitian itu. Sebuah penelitian tidak dapat dianggap selesai bila hasilnya belum dikomunikasikan kepada pihak yang relevan – peneliti lain, pelajar, penyuluh, pembuat kebijakan, dan lain-lain. Komunikasi tersebut dapat berupa tulisan dalam majalah ilmiah, laporan teknik, tesis, atau bentuk terbitan lain. Tulisan bersifat efektif bila didasarkan atas prinsip-prinsip yang sama dengan penyelidikan yang dilakukan sebelumya, yaitu kejelasan, ketetapan (bebas dari kesalahan), dan kenalaran.
Seperti halnya dengan sebuah percobaan, tulisan harus didasarkan atas organisasi yang mantap dan rapih: “Organisasi yang baik merupakan kunci tulisan yang baik” (Peterson 1980). Penulisan dan pikiran merupakan dua hal yang saling berkaitan: sebuah tulisan yang disusun dengan buruk sering mencerminkan percobaan yang kurang terorganisasi dengan latar belakang pikiran yang kacau. Sebaliknya, penyusunan tulisan dapat membantu penulis dalam pengertian masalah yang diselidikinya Organisasi yang baik juga menimbulkan kesederhanaan. Percobaan ilmiah kerap sangat rumit, tetapi laporannya perlu ditulis dengan sederhana supaya dapat dibaca dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain (spesialis maupun bukan spesialis).
Makalah ini terdiri dari tiga bagian:
(1)  rangkaian perencanaan dan penulisan sebuah makalah ilmiah (dalam hal ini  makalah primer percobaan pertanian yang ditujukan ke jurnal penelitianpertanian),
(2) struktur makalah, dan
 (3) penyusunan tabel dan ilustrasi.

Dalam makalah yang pendek ini, pengutaraan tidak mungkin lebih mendalam daripada garibesar cara penulisan makalah ilmiah. Pembahasan lebih lanjut dapat ditemukan dalam buku yang didaftarkan dalam Pustaka.

A. Teknik penulisan makalah ilmiah
Agar penulisan karya tulis sempurna, setelah isi dan bentuk lahiriah disusun dengan cara yang semestinya, penulis juga harus mernpertahankan teknik penulisan berdasarkan persyaratan yang lazim.
Masalah teknis yang perlu diperhatikan, adalah:
1.1. Ukuran kertas
Karya tulis ilmiah umumnya mengggunakan kertas jenis HVS (60-80 gram) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm, jangan keliru dengan ukuran kertas A4 yaitu 210 x 297 mm).
1.2. Mesin tulis
Mesin tulis yang digunakan hendaknya memakai pika 10 (dalam satu inci
dapat diketik 10karakter). Pengetikan dapat juga dilakukan memakai komputer, tetapi pemilihan huruf seyogyanya hanya Courier 12 (Contoh huruf Courier 12) di samping itu hasil cetakannya (print out) hendaknya tidak berbentuk titik-titik (dot matric) melainkan berbentuk seperti huruf pada mesin tulis biasa. Dalam istilah komputer disebut NLQ (Near Letter Quality) atau LQ (Letter Quality).
1.3. Pita dan karbon
Pita maupun karbon yang digunakan hendaknya dalam keadaan baik:, sehingga menghasilkan cetakan yang jelas dan tidak kabur.
1.4. Margin/pias (batas pinggir pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cm untuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepi atas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas.
1.5. Pemisahan/pemenggalan kata
Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku kata sebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yang dipenggal. Seorang  Menyusun Karya Tulis Ilmiah penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau akhiran dari sebuah kata yang dipenggal.
1.6. Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi). Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi).
Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi.
1.7. Nomor halaman
Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkan halaman- hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas.
1.8. Judul
Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan tanda titik.
1.9. Huruf miring
Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah.
Huruf miring biasanya digunakan untuk:
a. Penekanan sebuah kata atau kalimat;
b. Menyatakan judul buku atau majalah;
c. Menyatakan kata atau frasa asing.
1.10. Penulisan angka
Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan seratus dan   kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf;
b. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka;
c. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf,kecuali pecahan dari
bilangan yang besar;
d. Persentase tetap ditulis dengan angka;
e. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan
angka;
f. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat.

1.11.Penulisan kutipan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:
a. Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat;
b.  Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda [sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut;
c.  Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip
Cara mengutip:
a .  Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang
Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris,
adalah sebagai berikut:
(1)  kutipan diintegrasikan dengan naskah;
 (2) jarak antara baris dengan baris
dua spasi;
 (3) kutipan diapit dengan tanda kutip;
(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi
ke atas. (Lihat contoh pada lampira» 1, halamarr 19)
b.  Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berilut:
(1) kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris satu spasi;
(3) kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak;
(4) akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi
ke atas;
 (5) seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;
(Lihact contoh pada lampiran 1, halarnan 16 dan 17) a Kutipan tidak
langsung .Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah sebagaimana
adanya, . melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip.
Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan naskah;
(2) jarak antara baris dua spasi;
(3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;
(4) akhir lnttipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi
ke atas. (Lihat contoh pada lampiran 1, halaman 18-19)

1.12. Penulisan sumber kutipan
Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan sumber kutipan yang bersangkutan.
Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:
a.
   American Psycological Associations Manual (APA) .Mencantumkan langsung surnber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam tanda kurung.

Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya:
Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbit tahun
1983.
Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah untuk langsung menemukan dari sumber manaJapa kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit mengetahui judul t•uku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab dibuat daftar pustaka. Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara ini ialah, 1) nama pengarang; 2) tahun terbit; 3) judul; 4)cetakan/edisi; 5) nama kota; 6) nama penerbit.
        b. Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap alr.hir kutipan, kemudian menulis sumber kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut "Catatan" Cara menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada Catatan Kaki.
Contoh :
Cacatan
1Buchari Zainun, Manajemen dan Motivas(Jakarta: Balai Aksara, 1979), hal. 27.
2A. Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi, cet.II, (Jakarta: Erlanqga, 1977), hal. 21.
3Ibid. 4CFG Sunarjati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesi(Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional- Departemen Kehakiman, 1982), hal. 148.
SHamzah, op.cit.,hal. 45.
c. Chicago Manual of Style (Kate L. Turabian):
Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor unit kutipan, kemudian sumber kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor urut kutipan. Sumbe:r kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus sepanjang lima belas ketikan, d:iapit oleh . ruang kosong masing-masing empat kait (spasi).
Catatan kaki diketik menjorok ke dalam 5-7 ketikan dan dilanjutkan p;ada baris berikutnya dimulai pada margin kiri dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antara baris terakhir satu catatan dengan baris pertama catatan kaki berikutnya, dua spasi. Keuntungan cara penulisan sumber kutipan dengan catatan kaki ialah, jika pada suatu ketika penulis ingin membandingkan dengan sumber lain, atau penulis ingin mene- rangkan suatu tulisan yang bukan menjadi konteks penulisan. Apabila mer,:erangkan sesuatu - langsung pada naskah dianggap akan mengganggu kesinambunga:n tulisan, maka dengan catatan kaki keterangan tentang sesuatu tersebut dapat dilakukan. Hal itu tidak akan mengganggu naskah dimaksud.

B. PENOMORAN

1.1.      Penomoran Bab serta subbab
-    Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
-    Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
     II ………. (Judul Bab)
     2.1 ………………..(Judul Subbab)
     2.2 ………………..(Judul Subbab)
     2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
-    Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
-    Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.

1.2.      Penomoran Halaman
-    Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
-    Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
-    Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.

1.3.      Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
-    Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
-    Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang aga di bab III.

1.4.      Penulisan Daftar Pustaka

-    Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
-    Ditulis menurut kutipan-kutipan
-    Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
-    Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
     Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
-    Gelar tidak perlu disebutkan.
-    Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
-    Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.

-    Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
     Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
-    Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000

1.5   Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Satu Pengarang

1.      Budiono. 1982. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

2.      Friedman. 1990. M. Capitalism and Freedom. Chicago : University of Chicago Press.

Dua Pengarang

1.      Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New york: Harcourt

2.      Nasoetion, A. H., dan Barizi. 1990.  Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia

Tiga Pengarang

1.      Heidjrahman R., Sukanto R., dan  Irawan. 1980. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

2.      Nelson, R.., P. Schultz, and R. Slighton. 1971. Structural change in a Developing Economy. Princeton: Princeton University Press.

Lebih dari Tiga Pengarang
1.      Barlow, R. et al. 1966. Economics Behavior of the Affluent. Washington D.C.: The Brooking Institution.
2.      Sukanto R. et al. 1982. Business Frocasting. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
Pengarang Sama
1.    Djarwanto Ps. 1982. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.
2.    ____________. 1982. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

Tanpa Pengarang 
1.    Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall.
2.    Interview Manual. 1969. Ann Arbor, MI: Institute for Social Research, Universiy of Michigan.

Buku Terjemahan, Saduran atau Suntingan.
1.    Herman Wibowo (Penterjemah). 1993. Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Erlangga.
2.    Karyadi dan Sri Suwarni (Penyadur). 1978. Marketing Management. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

 
Buku Jurnal atau Buletin
1.      Insukindro dan Aliman, 1999. “Pemilihan dan Bentuk Fungsi Empirik : Studi Kasus Permintaan Uang Kartal Riil di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4:49-61.
2.      Granger, C.W.J., 1986. “Developments in the Study of Co-integrated Economic Variables”, Oxford Bulletin of Economics and Statistics, Vol.48 : 215-226.

1.6. Format Pengetikan
-    Menggunakan kertas ukuran A4.
-    Margin   Atas     : 4 cm              Bawah : 3 cm
                   Kiri      : 4 cm              Kanan : 3 cm
-    Jarak spasi : 1,5 (khusus ABSTRAKSI hanya 1 spasi)
-    Jenis huruf (Font) : Times New Roman.                      
-    Ukuran / variasi huruf    : Judul Bab      14 / Tebal + Huruf Besar
                                              Isi                 12 / Normal
                                             Subbab          12 / Tebal

 C. Rangkaian penulisan makalah ilmiah
Usaha penulisan makalah ilmiah terdiri dari 18 langkah, yang dapat dikelompokkan dalam 4 tahap, yaitu persiapan, perencanaan, penulisan, serta perbaikan (Tabel 1).
Tabel 1. Rangkaian langkah penulisan makalah
Langkah ;
Persiapan :     1. Memilih topic.
2. Memilih majalah ilmiah.
3. Membaca ‘Petunjuk bagi Penulis’.
Perencanaan: 4. Memilih pertanyaan yang akan dijawab.
5. Membuat daftar pustaka sambil mengerjakan penulisan.
6. Membuat daftar metode dan hasil percobaan.
7. Membuat garis besar (outline).
Penulisan :     8. Menulis judul.
9. Menulis abstrak.
10. Menyusun tabel dan ilustrasi.
11. Menulis naskah pertama.
12. Menyusun daftar pustaka.
                        13. Memeriksa susunan.
14. Memperbaiki tata bahasa dan gaya..
15. Minta pendapat seorang rekan.
16. Memeriksakan naskah kepada penyunting.
17. Mengetik naskah terakhir.
18. Menyerahkan makalah.
Persiapan
1.1. Memilih topic : Penulisan makalah harus sudah dipikirkan sebelum penelitian selesai. Semua  data dan informasi yang perlu harus disusun dalam bentuk yang mempermudahkan perolehan informasi yang perlu dalam penulisan. Setiap tanggal yang relevan, kegiatan, dosis dan perlakuan harus dicatat; perlu juga dipikirkan informasi tentang lingkungan mempunyai kaitan erat dengan hasil percobaan seperti curah hujan, suhu, tipe dan komposisi tanah, serta penggunaan petak percobaan sebelumnya. Bentuk dan kadar air hasil juga perlu dicatat.
Topik penulisan dapat mencakup satu percobaan atau lebih, atau hanya aspek dari sebuah penyelidikan. Siapa yang disebut penulis (-penulis) juga harus ditentukan dini (lihat bagian “Struktur makalah”).

1.2.  Memilih majalah ilmiah : Jumlah majalah ilmiah di dunia sangat besar. Jumlah majalah penelitian pertanian yang diterbitkan di Indonesia masih terbatas (Tabel 2), tetapi setiap majalah mempunyai tujuan, pembaca dan syarat-syarat berbeda. Penulis harus memilih majalah yang sesuai dengan bidang penelitiannya, serta yang dapat menyampaikan tulisannya kepada pihak-pihak yang dituju.. Bila penulis ingin hasil karyanya dibaca oleh ilmuwan luar negeri, perlu ditulis dalam bahasa Inggris serta diserahkan kepada majalah bersirkulasi internasional.

1.3.  Membaca “Petunjuk bagi penulis”: Petunjuk bagi Penulis di setiap majalah memberi syarat-syarat penyerahan makalah. Calon penulis dapat memperoleh gambaran tentang panjang makalah, gaya (style), format, bentuk daftar pustaka, dan lain-lain yang makalah dan seminar ilmiah. Diperlukan oleh majalah pilihannya. Ketentuan-ketentuan tersebut berbeda-beda: satu majalah dapat membutuhkan abstrak sepanjang 200 kata dalam dua bahasa, sedangkan majalah lain memerlukan abstrak satu bahasa sepanjang 600 kata. Penulis harus menaati persyaratan ini bila tidak, tulisannya dapat ditolak oleh redaksi majalah karena gayanya kurang sesuai.

Perencanaan;
1.4.  Memilih pertanyaan yang akan dijawab :  Setiap percobaan pasti mempunyai satu hipotesis atau lebih, berupa pertanyaan yang patut dijawab. Dalam penulisan makalah hipotesis itu perlu diingat. Tulisan harus mengemukakan pertanyaan tersebut secara implicit atau eksplisit, serta memberi jawaban secara jelas. Pemikiran tentang pertanyaan tersebut akan membantu penulis untuk memilih bahan yang akan dimasukkan.

1.5.  Membuat daftar pustaka sambil kerja: Penulis pemula sering menganggap pustaka sebagai suatu yan g harus ditambahkan belakangan sebagai bukti bahwa cukup banyak referensi telah dibacanya. Akan tetapi, pustaka seharusnya merupakan dasar bagi rencana percobaan. Setiap penelitian merupakan lanjutan usaha pencarian pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah ada (yang tersedia dalam perpustakaan) sebagai landasannya. Rujukan (referensi) lengkap setiap buku atau makalah dicatat pada waktu dibaca. Catatan tersebut dapat berupa kartu 13 x 8 cm (sama dengan ukuran kartu catalog perpustakaan), yang mengandung rujukan lengkap dalam gaya yang dikehendaki majalah, serta komentar pembaca, kutipan, dan lain-lain yang membantu penulis dalam penyusunan makalahnya.

1.6.  Membuat perincian metode dan hasil percobaan: Setiap perincian bahan, metode,hasil, serta setiap pokok atau hal yang akan dikemukakan dalam pendahuluan ataupembahasan, dicatat secara singkat. Catatan tersebut dapat dibuat pada kartu 13 x 8 cm,dengan satu pokok setiap kartu.

Struktur makalah ilmiah
Judul (Bahasa Indonesia/ Inggris)
Penulis(-penulis)
Abstrak (Bahasa Inggris/Indonesia)
Maksud
Metode
Hasil dan kesimpulan
Pendahuluan Jangkauan dan sifat utama masalah
Tinjauan penelitian lain
Hipotesis, tujuan, cara penyelidikan
(Hasil utama)

Makalah dan seminar ilmiah.
Bahan dan Metode Bahan
Metode
Pengukuran dan analisis
Hasil Data, tabel dan ilustrasi
Penggambaran hasil
Pembahasan Arti hasil
Kesimpulan, implikasi hubungannya
dengan penelitian lain, rekomendasi
(Ringkasan)
Penghargaan
(Lampiran)
Pustaka

1.7.  Membuat garis besar (outline): Pembuatan garis besar barangkali merupakan langkah terpenting dalam penyusunan tulisan ilmiah. Topik-topik utama disusun dalam bagian (yang biasanya sudah ditentukan oleh gaya majalah ): Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil, dan Pembahasan (Tabel 3). Pembagian makalah kadang-kadang berbeda dengan susunan ini; misalnya, makalah yang melaporkan beberapa percobaan dapat member metode dan hasil setiap percobaan sebelum pembahasan keseluruhan; Hasil dan Pembahasan dapat disatukan; dan uraian analisis statistik yang rumit dapat dipisahkan dalam bagian tersendiri. Tidak ada satu struktur yang “betul”; makalah yang berbeda dapat memerlukan struktur yang berbeda, dan majalah mempunyai syarat-syarat sendiri mengenai apa yang dapat diterimanya, yang dapat diperoleh dengan membaca “Petunjuk bagi Penulis” serta memperhatikan isi beberapa nomor terbaru majalah itu. Kerangka utama (berupa sub-sub) disusun, kemudian diisi dengan bahan yang dicatat pada kartu pada butir 6. Kartu tersebut dapat disusun dengan mudah dalam bagian dan urutan yang paling sesuai. Uraian isi setiap bagian makalah dibahas dalam bab “Struktur makalah” pada tulisan ini.
 
Penulisan
1.8.       Menulis judul: (Lihat bagian “Judul” dalam bab “Struktur makalah” berikut).
1.9.       Menulis abstrak: (Lihat bagian “Abstrak” pada bab “Struktur makalah”).
1.10.  Menyusun tabel dan ilustrasi: Tabel dan ilustrasi mengandung data yang didapat dalam penyelidikan, dan lebih baik disusun dulu, baru kemudian disusun teks sebagai deskripsi dan interpretasi data itu. Penyusunan tabel dan ilustrasi dalam bentuk yang komunikatif (lihat bagian “Tabel dan Ilustrasi” dalam makalah ini) dapat membantu penulis dalam interpretasi hasil percobaan.

1.11.  Menulis naskah pertama: Naskah pertama ditulis dengan menggunakan garis besar (langkah 7 di atas) sebagai pedoman. Perencanaan yang matang dan garis besar yang baik sangat mempermudah penulisan naskah, dan mencegah kesalahan fatal atau perubahan pokok pada tahap lanjut. Naskah ditulis atau diketik dua spasi untuk mempermudah koreksi atau tambahan. Penulisan sebaiknya dikerjakan sekaligus tanpa disela pekerjaan lain supaya kalimat dan paragraf sinambung satu dengan yang lain.
1.12.    Menyusun daftar pustaka: (Lihat bagian “Pustaka” pada bab “Struktur makalah”). Perbaikan
1.13.    Memperbaiki tata bahasa dan gaya: Makalah harus ditulis dalam bahasa yang baik, dengan menggunakan istilah yang tepat. Data perlu dapat perhatian khusus: sering terjadi kesalahan ketik pada tabel atau rujukan yang tidak dapat diketahui walaupun melalui pemeriksaan teliti. Istilah yang diterjemahkan dari bahasa asing, nama ilmiah tanaman dan organisme lain, serta penyusunan setiap kalimat perlu pula diperiksa. Gaya yang ditentukan oleh majalah menentukan bentuk judul dan sub-judul, penggunaan huruf besar dan kecil, titik atau koma sebagai tanda desimal, perlakuan tabel, ilustrasi dan rujukan, dan lain-lain. Penyesuaian gaya sebelum makalah diserahkan oleh penulis akan menjamin kemudahan dan kecepatan pemrosesan oleh redaksi.
1.14.    Meminta kritik teman: Naskah yang telah diketik (dua spasi) diberikan kepada rekan sebidang untuk dimintai kritik dan saran. Rekan tersebut, yang tidak ikut dalam kegiatan penyelidikan, mempunyai sudut pandang yang lain, dan dapat melihat kekurangankekurangan pada makalah yang belum terlihat oleh penulis sendiri. Penulis sering tidak menyadari ketidakjelasan tulisannya karena mengira pembaca mengetahui apa yang ia ketahui.

  1.15.    Memeriksakan naskah kepada penyunting: Naskah diketik dalam gaya yang sesuai dengan ketentuan majalah, dan diserahkan kepada penyunting (editor) setempat untuk pemeriksaan. Penyunting juga perlu diberitahukan gaya yang diperlukan oleh majalah (berupa fotokopi Petunjuk bagi Penulis) atau ketentuan-ketentuan lain (misalnya, garis besar makalah yang ditujukan untuk simposium mungkin ditentukan oleh panitia simposium). Penyunting memerlukan waktu yang cukup untuk pemeriksaan. Setelah dikembalikan oleh penyunting makalah diperiksa ulang oleh penulis dan diperbaiki bila perlu. Penulis perlu membahas dengan penyunting masalah yang dikemukakannya. Ada beberapa system penandaan berbeda yang dipakai oleh penyunting; sistem tanda koreksi yang digunakan oleh penyunting di Puslitbangtan
1.16.    Mengetik naskah terakhir: Naskah yang diserahkan kepada redaksi majalah harus diketik rapih dengan dua spasi (termasuk abstrak, tabel, catatan kaki dan rujukan). Ketentuanketentuan lain (misalnya bentuk foto dan grafik yang diperlukan) diperoleh dari “Petunjuk bagi Penulis”. Sebelum diserahkan ke redaksi, makalah harus diperiksa sekali lagi untuk membetulkan kesalahan ketik, rujukan, tabel dan ilustrasi, serta hadirnya semua bagian makalah dalam urutan yang betul.
1.17.    Penyerahan makalah: Makalah diserahkan kepada redaksi majalah dalam jumlah dan gaya yang ditentukan dalam “Petunjuk bagi Penulis”. Biasanya paling sedikit diserahkan dua rangkap (asli dan tindasan pertama atau fotokopi) dan diketik dua spasi (termasuk abstrak, pustaka dan catatan kaki) pada kertas HVS. Tabel dan ilustrasi dipisahkan pada halaman tersendiri, dan dilampirkan pada akhir teks. Penulis harus menyimpan rangkap untuk diri sendiri. Persiapan naskah dengan menggunakan mikrokomputer sangat mempermudah penulisan dan perbaikan naskah. Naskah pertama dapat diketik langsung pada komputer, dan semua perbaikan dapat dibubuhi tanpa memerlukan pengetikan ulang yang memakan waktu dan tidak jarang menyebabkan kesalahan-kesalahan ketikan baru. Bila redaksi majalah memiliki komputer, penyerahan naskah disertai disket dapat sangat membantu kelincahan proses penyuntingan dan penerbitan. Dalam hal demikian, naskah harus disiapkan pada computer yang kompatibel (setaraf) dengan yang dimiliki redaksi, seperti Apple atau IBM-PC. Naskah ditulis dengan menggunakan program pemrosesan kata (word-processing) yang standar, seperti WordStar. Disket yang diserahkan harus ditandai dengan merek komputer yang dipakai (Apple- atau IBM-kompatibel), nama file yang mengandung naskah, serta nama penulis dan judul naskah. Disket disertai naskah pada kertas berangkap dua, yang dicetak pada printer bermutu baik (letter-quality atau near-letter-quality). Perlu juga catatan khusus mengenai naskah (seperti letak penandaan huruf Yunani atau matematik yang tidak tersediadalam program komputer yang harus ditambah dengan tangan). Proses pemeriksaan dan penerbitan makalah dapat memakan waktu cukup lama. Setiap makalah harus diperiksa oleh paling sedikit dua ahli dalam bidang yang relevan (tergantung kebijaksanaan majalah), mungkin ilmuwan luar instansi yang independen (disebut referee), atau anggota dewan redaksi. Ahli tersebut memberi komentar atas kelayakan makalah tersebut diterima oleh majalah, serta atas isi ilmiahnya. Redaksi pelaksana harus menyesuaikan makalah dengan gaya yang ditentukan majalah, dalam hal bahasa, peristilahan, tanda baca, dan lain-lain. Berdasarkan komentar pemeriksa ini, makalah mungkin diterima tanpa syarat, diterima asal diperbaiki, atau ditolak. Jarang makalah dapat diterima tanpa syarat; biasanya redaksi pelaksana akan mengembalikan makalah kepada penulis dengan saran perbaikan. Dalam kasus demikian, perbaikan sesuai dengan komentar redaksi serta pengembalian dengan cepat, akan menjamin makalah tersebut dapat diterbitkan lebih dini. Bila makalah ditolak, alasan penolakan perlu diperhatikan penulis, dan pertimbangkan kemungkinannya bila makalah tersebut dapat diperbaiki dan diserahkan kepada majalah lain. Makalah sering memerlukan perbaikan kecil-kecil, tetapi justru perbaikan ini yang banyak memakan waktu karena naskah harus bolak-balik antar redaksi pelaksana dan penulis. Bila penulisnya lebih dari satu, pemrosesan akan lebih cepat jika hanya satu penulis yang diserahi tugas sebagai wakil untuk memperbaiki makalah. Penulis yang mewakili harus dapat dihubungi redaksi dengan mudah, dan harus mengetahui segala aspek penyelidikan, serta miliki rangkap data asli (misalnya untuk mempermudah pemeriksaan salah ketik tabel). Penunjukan ini sangat perlu terutama bila penulis pertama ke luar negeri atau tidak dapat dihubungi karena alasan lain. Penyerahan sebuah makalah kepada dua majalah sekaligus (dengan harapan sampai ke jumlah pembaca lebih besar, atau supaya bila makalah sudah terbit dalam majalah A, makalah dapat ditarik dari majalah B), tidak diperbolehkan. Penerbitan ganda dianggap kurang beretika; sedangkan penarikan kembali makalah sangat tidak disukai karena memboroskan waktu redaksi. Perlakuan demikian dapat menimbulkan tindakan seperti pendaftarhitaman
penulis bersangkutan. Penerbitan ganda hanya diperbolehkan dalam kasus seperti berikut:
1. Makalah yang merupakan sebagian dari tesis MS atau PhD penulis (tesis tidak  dianggap diterbitkan karena jumlah rangkapnya sedikit).
2. Makalah yang telah terbit dalam bahasa lain (dengan izin terbit dari redaksi majalah    asli).
            3. Makalah yang disampaikan pada simposium, seminar, atau pertemuan ilmiah lain   (dengan izin  penyelenggara pertemuan), yang tidak diterbitkan dalam bentuk risalah.
Dalam kasus seperti ini, redaksi majalah harus diberitahu tempat, tanggal dan bentuk penerbitan atau penyajian bahan makalah. Struktur makalah Struktur makalah yang diuraikan di sini (Tabel 3) merupakan struktur yang paling sering digunakan dalam pelaporan percobaan ilmiah. Struktur tersebut tidak didasarkan atas hokum yang selalu harus ditaati, tetapi merupakan kebiasaan yang telah berevolusi selama sejarah penulisan ilmiah. Struktur itu sesuai dengan kebanyakan laporan percobaan, tetapi dapat diganti bila kurang sesuai dengan kegiatan ilmiah yang dilaporkan. Survei ekonomi atau tanah, laporan serangkaian percobaan, atau tinjauan yang luas atas kegiatan suatu bidang penelitian, mungkin tidak dapat diuraikan dalam struktur: Pendahuluan – Bahan & Metode – Hasil – Pembahasan Dalam kasus demikian, struktur makalah harus disesuaikan dengan isinya. Misalnya, survey ekonomi dapat disusun dalam bab-bab: Pendahuluan – Metode – Analisis Data – Pola Produksi – Pola Pemasaran – Kesimpulan Akan tetapi, struktur yang dipilih juga harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diterapkan oleh majalah ilmiah yang akan menerbitkan makalah.

0 50 Kometar:

Posting Komentar