Certainty Factor
(CF)
Faktor Kepastian
A. Pengertian
Certainty Factor
Dalam
menghadapi suatu masalah sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian
penuh. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang
tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh
dua faktor yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti
atas suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Hal ini sangat mudah dilihat
pada system diagnosis penyakit, dimana pakar tidak dapat mendefinisikan tentang
hubungan antara gejala dengan penyebabnya secara pasti, dan pasien tidak dapat
merasakan suatu gejala dengan pasti pula. Pada akhirnya ditemukan banyak
kemungkinan diagnosis.
Sistem
pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditemukan
untuk menyelesaikan ketidakpastian,termasuk diantaranya probabilitas klasik (classical
probability), probabilitas Bayes (Bayesian probability), teori
Hartley berdasarkan himpunan klasik (Hartley theory based on classical
sets), teori Shannon berdasarkan pada probabilitas (Shannon theory based
on probability), teori Dempster-Shafer (Dempster-Shafer theory),
teori fuzzy Zadeh (Zadeh.s fuzzy theory) dan faktor kepastian (certainty
factor). Dalam penelitian ini yang digunakan adalah factor kepastian.
B.
Ketidakpastian aturan
Ada tiga penyebab
ketidakastian aturan yaitu aturan tunggal, penyelesaian konflik dan
ketidakcocokan (incompatibility) antar konskuen dalam aturan. Aturan
tunggal yang dapat menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
kesalahan, probabilitas dan kombinasi gejala (evidence). Kesalahan dapat
terjadi karena:
a. ambiguitas, sesuatu didefinisikan
dengan lebih dari satu cara
b. ketidaklengkapan data
c. kesalahan informasi
d. ketidakpercayaan terhadap suatu alat
e. adanya bias
Probabilitas
disebabkan ketidakmampuan seorang pakar merumuskan suatu aturan secara pasti.
Misalnya, jika seseorang mengalami sakit kepala, demam dan bersin-bersin ada
kemungkinan orang tersebut terserang penyakit flu, tetapi bukan berarti apabila
seseorang mengalai gejala tersebut pasti terserang penyakit flu. Hanya karena
aturan tunggalnya benar, belum dapat menjamin suatu jawaban bernilai benar. Hal
ini masih dipengaruhi oleh kompatibilitas antar aturan. Inkompatibilitas suatu
aturan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. Kontradiksi aturan, misalnya:
Aturan
1:
JIKA
anak demam MAKA harus dikompres
Aturan
2:
JIKA
anak demam MAKA jangan dikompres
b. Subsumpsi aturan, misalnya:
Aturan
3 : JIKA E1 MAKA H
Aturan
4 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H
Jika hanya E1 yang
muncul, maka masalah tidak akan timbul karena aturan yang akan digunakan adalah
aturan 3, tetapi apabila E1 dan E2 sama-sama muncul maka kedua aturan (aturan 3
dan 4) sama-sama akan dijalankan.
c. Redundancy aturan,
misalnya
Aturan
5 : JIKA E1 DAN E2 MAKA H
Aturan
6 : JIKA E2 DAN E1 MAKA H
Dalam kasus ini ditemui
aturan-aturan yang sepertinya berbeda tetapi memiliki makna yang sama.
d. Kehilangan aturan, misalnya:
Aturan
7 : JIKA E4 MAKA H
Ketika
E4 diabaikan maka H tidak pernah tersimpulkan
e. Penggabungan data, misalnya pada
diagnosis kesehatan.
Seorang
dokter dapat menyimpulkan suatu penyakit tidak hanya berdasarkan anamnesis,
tetapi juga hasil tes laboratorium, pemeriksaan kondisi tubuh, sejarah
penyakit, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan penggabungan semua data untuk
dapat menyimpulkan suatu penyakit. Pemilihan metode penyelesaian konflik (conflict
resolution) dapat juga mempengaruhi hasilpenyelesaian akhir terhadap
suatu masalah. Ada suatu sistem yang mendahulukan suatu aturan.
C.
Pengertian faktor kepastian
Faktor
kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan
dalam pembuatan MYCIN (Wesley, 1984). Certainty factor (CF) merupakan
nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya
kepercayaan.
D. Model
untuk menghitung Certainty Factor
dari Rule
Sampai
saat ini ada dua model yang sering digunakan untuk menghitung tingkat keyakinan
(CF) dari sebuah rule adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan
metode .Net Belief. Yang diusulkan oleh E. H. Shortliffe dan B. G.
Buchanan [1, 2], yaitu:
CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e]
CF[h,e] = faktor kepastian
MB[h,e] = ukuran kepercayaan/tingkat keyakinan
terhadap hipotesis h, jika diberikan / dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1)
MD[h,e] = ukuran ketidakpercayaan/tingkat
ketidakyakinan terhadap hipotesis h, jika diberikan/dipenharuhi evidence e
(antara 0 dan 1)
dimana:
P(H)
= probabilitas kebenaran hipotesa H
P(H|E)
= probabilitas bahwa H benar karena fakta E
P(H)
dan P(H|E) merepresentasikan keyakinan dan ketidak yakinan pakar.
b.
Dengan menggali dari hasil wawancara dengan pakar [1]. Nilai CF(Rule) didapat dari
interpretasi .term. dari pakar menjadi nilai CF tertentu (lihat tabel 2.2).
Uncertanty
Term
|
CF
|
1. Pasti Tidak
2. Hampir Pasti Tidak
3. Kemungkinan
Besar Tidak
4. Mungkin
Tidak
5. Tidak
Tahu
6. Mungkin
7. Kemungkinan
Besar
8. Hampir
pasti
9. Pasti
|
- 1.0
- 0.8
- 0.6
0.4
- 0.2 to 0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
|
Beberapa evidence
dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis.
• Jika e1 dan
e2 adalah observasi maka :
Contoh 1:
}
Misal
suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h dengan MB[h,e1]=0,3 dan
MD[h,e1]=0 .
}
Dan
Jika ada observasi baru diberikan dengan MB[h,e2]=0,2 dan MD[h,e2]=0 maka :
• CF[h,e1] = 0,3 – 0 = 0,3
• MB[h,e1 ∧
e2] = 0,3 + 0,2 * (1 – 0,3)=0,44
• MD[h,e1 ∧ e2] = 0
• CF[h,e1 ∧
e2] = 0,44 – 0 = 0,44
Contoh 2 :
}
Asih
menderita bintik-bintik di wajahnya. Dokter memperkirakan Asih terkena cacar
dengan kepercayaan MB[cacar,bintik]=0,80 dan MD[cacar,bintik]=0,01 .
}
Jika
ada observasi baru bahwa Asih juga panas badan dengan kepercayaan,MB[cacar,panas]=0,7 dan MD[cacar,panas]=0,08 maka :
o
CF[cacar,bintik] = 0,80 – 0,01=0,79
o
MB[cacar,bintik
∧ panas] 0,8 + 0,7
* (1 – 0,8)=0,94
o
MD[cacar,bintik
∧ panas] 0,01 + 0,08 * (1 – 0,01) = 0,0892
o
CF[cacar,bintik
∧ panas] 0,94 –
0,0892 = 0,8508
CF dihitung
dari kombinasi beberapa hipotesis
◦
Jika
h1 dan h2 adalah hipotesis maka :
Contoh 1 :
}
Misal
suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h1 dengan MB[h1,e]=0,5 dan
MD[h1,e]=0,2.
}
Dan Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan
terhadap h2 dengan MB[h2,e]=0,8 dan MD[h2,e]=0,1, maka :
CF1 = CF[h1,e]
= 0,5 – 0,2 = 0,3
CF2 = CF[h2,e]
= 0,8 – 0,1= 0,7
}
Untuk
mencari CF[h1 ∧
h2,e] diperoleh dari
◦
MB[h1
∧ h2,e] = min
(0,5 ; 0,8) = 0,5
◦
MD[h1
∧ h2,e] = min
(0,2 ; 0,1) = 0,1
◦
CF[h1
∧ h2,e] = 0,5 –
0,1 = 0,4
}
Untuk
mencari CF[h1∨
h2,e] diperoleh dari
◦
MB[h1∨ h2,e] = max (0,5 ; 0,8) = 0,8
◦
MD[h1∨ h2,e] = max (0,2 ; 0,1) = 0,2
◦
CF[h1∨ h2,e] = 0,8 – 0,2 = 0,6
Contoh 2 :
Penyakit
Deviasi Septum
|
||
Gejala
|
MB
|
MD
|
Demam
|
0.04
|
0.27
|
Nyeri Leher
|
0.6
|
0.59
|
Pertama, kita cari
nilai CF penyakit Deviasi Septum dengan gejala Demam
h : deviasi septum
e1 : demam
CF [h,e1] = MB [h,e1] –
MD [h,e1]
= 0.04 – 0.27
= - 0.23 ---> CF1
Kedua, kita cari nilai
CF penyakit Deviasi Septum dengan gejala Nyeri Leher
h : deviasi septum
e2 : demam
CF [h,e2] = MB [h,e2] –
MD [h,e2]
= 0.6 – 0.59
= 0.01 ---> CF2
CFk = CF1 + CF2
1 – min(|CF1|,|CF2|)
= - 0.23 + 0.01
1 – min(|-0.23|,|0.01|)
= - 0.22 =
-0.22 = - 0.2222
1
– 0.01 0.99
Beberapa
aturan saling bergandengan, ketidakpastian dari suatu aturan menjadi
input untuk aturan
yang lainnya
Maka :
MB[h,s] = MB’[h,s] * max (0,CF[s,e])
MB’[h,s] = ukuran kepercayaan h berdasarkan keyakinan
penuh terhadap validitas s
Contoh :
}
PHK
= terjadi PHK
}
Pengangguran
= muncul banyak pengangguran
}
Gelandangan
= muncul banyak gelandangan
◦
Aturan
1 :
◦
IF
terjadi PHK THEN muncul banyak pengangguran CF[pengangguran, PHK] = 0,9
◦
Aturan
2 :
◦
IF
muncul banyak pengangguran THEN muncul banyak gelandangan MB[gelandangan,
pengangguran] = 0,7
}
Maka
= MB[gelandangan, pengangguran] = [0,7] * [0,9] = 0,63
E.
Implementasi
Program
1.
Program
Menu Utama
2.
Program
Menentukan CF Dari Suatu Hipotesis
3.
Program
CF Dihitung Dari Kombinasi Beberapa Hipotesis
4.
Program
Beberapa Aturan Saling Bergadengan
Maaf sebelumnya saya dewa maunanya contoh 1 gimana logikanya masukin rumusnya kekoding android ya mohon bantuanya......
BalasHapusanimasi mousenya sangat menggangu gan. ini bisa membuat pengunjung tidak betah atau bahkan tidak ingin ke situs ini lagi meski kontennya isinya bagus.
BalasHapusmenentukan PH nya itu gmna?
BalasHapusgak tahu
Hapus